Kamis, 10 Februari 2011

las asetelin




Pengelasan adalah proses penyambungan antara dua bagian atau lebih dengan menggunakan energi panas. Pengelasan dengan busu listrikmerupakan salah satu jenis proses pengelasan yang sering djumpai karena pelaksanaannya cukup sederhana, fleksibel dan tidak memerlukan peralatan yangmahal. Pengelasan asetilin diperoleh lewat proses reaksi kimia dalam bentuk gas. Pada umumnya prose pengelasan jenis ini banyaknya dipergunakan pada bengkel las besar atau kecil.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelat baja St 37, dengan pengelasan listrik dan asetilin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai kekerasan, kekuatan tarik, dan struktur mikro. Benda uji untuk uji tarik 8 buah, sedangkan untuk kekerasan dan uji metalografi masing-masing 1 buah.

Dari hasil pengujian yang dilaksanakan, diperoleh data-data yang menunjukkan bahwa benda uji yang dilas asetilin pada daerah lasan mempunyai nilai rata-rata kekerasan yang tinggi, dibanding dengan yang menggunakan las listrik, rata-rata pada daerah lasan untuk las asetilin 46,4 HRA, untuk las listrik yaitu 45,3 HRA. Hasil uji tarik pada las listrik adalah 34,12 kg/mm2, sedangkan pasa las asetilin yaitu 21,33 kg/mm2. Untuk metalografi pada las listrik terlihat bahwa besar butiran struktur mikronya lebih halus dari pada las asetilin.




Perkembangan zaman yang disertai oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang pesat dewasa ini menciptakan era globalisasi dan keterbukaan yang menuntut setiap individu untuk ikut serta didalamnya, sehingga sumber daya manusia harus menguasai IPTEK serta mampu mengaplikasikannya dalam setiap kehidupan.
Pengelasan merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan peningkatan industri karena memegang peranan utama dalam rekayasa dan reparasi produksi logam. Hampir tidak mungkin pembangunan suatu pabrik tanpa melibatkan unsur pengelasan.
Pada area industrialisasi dewasa ini teknik pengelasan telah banyak dipergunakan secara luas pada penyambungan batang-batang pada konstruksi bangunan baja dan konstruksi mesin. Luasnya pengguanaan teknologi ini disebabkan karena bangunan dan mesin yang dibuat dengan teknik penyambungan menjadi ringan dan lebih sederhana dalam proses pembuatanya.
Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam bidang konstruksi sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, pipa saluran dan lain sebagainya. Di samping itu proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya untuk mengisi lubang-lubang pada coran, membuat lapisan keras pada perkakas, mempertebal bagian-bagian yang sudah aus dan lain-lain. Pengelasan bukan tujuan utama dari konstruksi, tetapi merupakan sarana untuk mencapai pembuatan yang lebih baik. Karena itu rancangan las harus betul-betul memperhatikan kesesuaian antara sifat-sifat las yaitu kekuatan dari sambungan dan memperhatikan sambungan yang akan dilas, sehingga hasil dari pengelasan sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam memilih proses pengelasan harus dititik beratkan pada proses yang paling sesuai untuk tiap-tiap sambungan las yang ada pada konstruksi. Dalam hal ini dasarnya adalah efisiensi yang tinggi, biaya yang murah, penghematan tenaga dan penghematan energi sejauh mungkin.
Mutu dari hasil pengelasan di samping tergantung dari pengerjaan lasnya sendiri dan juga sangat tergantung dari persiapan sebelum pelaksanaan pengelasan, karena pengelasan adalah proses penyambungan antara dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas. Pada penelitian ini pengelasan yang digunakan las listrik dan asetilin. Hal ini sangat erat hubungannya dengan arus listrik, ketangguhan, cacat las, serta retak yang pada umumnya mempunyai pengaruh yang fatal terhadap keamanan dari konstruksi yang dilas.
Maka dari itu untuk mengusahakan terhadap hasil pengelasan yang baik dan berkualitas maka perlu memperhatikan sifat-sifat bahan yang akan dilas. Untuk itu penelitian tentang pengelasan sangat mendukung dalam rangka memperoleh hasil pengelasan yang baik. Terwujudnya standar-standar yang teknik pengelasannya akan membantu memperluas lingkup pemakaian sambungan las dan memperbesar ukuran bangunan konstruksi yang akan dilas.
Untuk dapat mengetahui pengaruh hasil pengelasan las listrik dan asitilin pada pelat baja terhadap uji kekerasan, struktur mikro dan uji tarik dari pengelasan maka perlu dilakukan pengujian terhadap benda uji hasil dari pengelasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar